Minggu, September 12, 2010

Chang Shen


Chang Shen
Dikenal juga Si Buta Chang
           
            Dari seluruh martir China, tak seorangpun meninggal dengan keberanian yang lebih dari pada si Buta Chang, penginjil yang paling terkenal di Manchuria, tanah air pemerintahan Manchu di China.
            Chang Shen bertobat setelah dipukul sampai buta saat berusia pertengahan. Sebelum bertobat, ia dikenal dengan sebutan “wu so pu wei te,” yang berarti, “seseorang tanpa unsur kebaikan dalam dirinya.”  Sebagai seoran penjudi, hidung belang, dan pencuri, ia mengusir istri dan anak perempuannya dari rumah. Ia pernah dipukuli sampai buta, tetangga-tetangganya mengatakan bahwa itu hukuman  dari dewa karena perbuatan jahatnya.
            Suatu saat Chang mendengar ada sebuah rumah sakit misionaris dimana orang-orang dapat melihat kembali. Pada tahun 1886, ia pergi ratusan kilometer untuk mendatangi rumah sakit tersebut. Namun saat mencapai tempat itu ia diberitahu bahwa semua tempat tidur sudah penuh. Seorang penginjil rimah sakit merasa kasihan kepadanya dan memberikan tempat tidurnya untuk Chang. Penglihatan Chang sebagian mulai pulih, dan ia mendengar tentang Kristus untuk pertama kalinya. ”Kami tidak pernah memiliki pasien yang menerima Injil dengan penuh sukacita seperti dirinya,” lapor seorang dokter.
            Saat Chang minta dibaptis, misonaris James Webster menjawab, “Pulanglah ke rumah dan katakana kepada tetangga-tetanggamu bahwa kamu telah berubah. Saya akan mengunjungi kamu kemudian dan jika kamu masih mengikuti Yesus maka saya akan membaptis kamu.”
            Lima bulan kemudian Webster tiba di daerah Chang, ratusan orang datang menjumpainya dan menanyainya. Kemudian ia membaptis penginjil baru tersebutdengan sukacita besar.
            Suatu saat seorang dokter, penduduk asli sana, ceroboh dan merusakan pengelihatan Changyang telah dipulihkan oleh para misionaris. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Chang melanjutkan perjalanannya dari desa ke desa, memenangkan ratusan lebih jiwa, dan memuji Tuhan saat dikutuki dan dicaci maki. Ia belajar secara praktisseluruh Perjanjian Baru dengan menghafalnya dan dapat mengutip seluruh bab dari Perjanjian Lama. Para misionaris mengikutinya, membaptis para petobat dan mendirikangereja-gereja.
            Saat pemberontakan Boxer meledak, Chang sedang berkhotbah di Tsengkouw, Manchuria. Orang-orang Kristen merasa yakin bahwa ia akan menjadi salah satu sasaran dan melindunginya di sebuah gua di pegunungan.
            Saat kelompok Boxer mencapai daerah dekat kota Chiao yangshan, mereka mengumpulkan sekitar Lima puluh orang Kristen untuk dieksekusi. Namun seorang penduduk berkata kepada kelompok tersebut. ”Kalian bodoh membunuh semua orang itu. Karena setiap orang yang kamu bunuh, akan tumbuh sepuluh orang lagijika Chang Shen masih hidup. Bunuhlah dia dan kalian akan dapat menghancurkan agama asing itu.” Kelompok Boxer berjanji mengasihani mereka jikaseseorang mau membawa merekakepada Chang. Namun tak seorangpun bersedia. Saat kelompok tersebut mau membunuh oran-orang Kristen tersebut, seseorang menyelinap pergi dan menemui Changuntuk mengatakannya    apa yang sedang terjadi. ”Saya akan dengan senang hati mati untuk mereka,” Chang menawarkan. ”Bawa saya kesana.”
            Saat Chang tiba, para pemimpin Boxer sedang berada di kota lain. Namun dia tetap diikat oleh seorang pejabat berwenag setempat, dibawa ke sebuah kuil, dan di perintahkan untuk menyembah.
            Ia menyatakan, ”Saya hanya dapat menyembah Tuhan yang benar dan hidup”
            ”Maka bertobatlah,” teriak mereka.
            ”Saya sudah bertobat bertahun-tahun yang lalu.” jawab Chang.
            ”Kamu setidaknya harus membungkuk kepada dewa,” teriak mereka lagi.
            ”Tidak. Hadapkan wajah saya pada matahari.” Chang tahu bahwa saat itu matahari menyinari kuil itu dan punggungnya membelakangi berhala-hala tersebut. Saat mereka membalikkannya, dia berlutut dan menyembah Tuhan yang tertulis dalam Alkitab.  
            Tiga hari kemudian para pemimpin Boxer tiba. Penginjil buta ini diletakkan disebua gerobak terbuka dan dibawa ke pekuburan di luar tembok kota. Saat melewati kerumunan orang banyak, ia menyanyikan sebuah lagu yang dipelajarinya di rumah sakit:

Yesus mengasihi saya, Dia akan berada dekat
Dengan saya sepanjang jalan;
Jika saya mengasihi-Nya, saat saya meninggal,
Dia akan membawa saya pulang ke rumah
Di tempat yang tinggi.

            Saat mereka tiba di pekuburan tersebut, ia didorong untuk berlutut. Ia berteriak tiga kali, ”Bapa di Surga, terimalah rohku.” Kemudian sebuah pedang diayunkan ke lehernya, dan kepalanya menggelinding ke tanah.
            Karena takut akibat adanya berita bahwa si Buta Chang akan bangkit dari kematian, kelompok Boxer memaksa para pemercaya untuk membeli minyak dan membakar tubuhnya. Sekalipun demikian, kelompok Boxer itu ketakutan dan melarikan diri karena mereka percaya bahwa roh Chang akan melampiaskan pembalasan. Dengan demikian orang-orang Kristen setempat terhindar dari penaniayaan.